Belakangan ini banyak perdebatan tentang isu bumi bulat dan bumi bundar yang menamakan diri mereka sebagai flat earth society. Tapi pada kesempatan kali ini kami tidak akan membandingkan kedua buah teori tersebut melainkan menceritakan sejarah bagaimana terbentuknya pandangan bumi itu bulat pada awalnya di dalam peradaban manusia.
Pengetahuan bahwa bumi berbentuk bulat tidak datang begitu saja pada manusia yang memang pada awalnya mengira bumi adalah datar seperti yang di rasakan dan di persepsikan oleh setiap orang bahwa meski permukaan bumi tidak rata dan bergelombang tapi jika anda sebuah bangunana atau konstruksi di buat secara datar dan sebuah barang di taruh di atasnya maka barang tersebut tidak akan bergerak sehingga orang orang berpikir bahwa bumi adalah datar.
Pandangan ini kemudian juga tidak serta merta berubah karena adanya pemikir pemikir yang mengemukakan pendapat dan teori mereka soal bumi itu bulat oleh pitagoras dan aristotle sebagai pemikir terhormat yunani kuno yang pertama kali mencetuskan teori tersebut. Bumi tidaklah bulat dan banyak anggapan bumi datar masih berseliweran dan menantang ide dari para pemikir saat itu.
Teori pitagoras akan terori bumi bulat cukup mendasar karena berdasarkan pengamatan yang ia lakukan maka ketinggian bintang yang terlihat di langit ini berbeda beda dari berbagai lokasi. Dan alasan bumi bulat juga di sampai dalam fenomena sebuah kapal yang pergi melayar ke laut saat kembali maka dari kejauhan akan terlihat dahulu tiang dari kapal itu dan pelan pelan baru kelihatan badan kapal.
Pandangan pitagoras ini juga di dukung dengan teori gerhana matahari milik aristoteles, dan juga seorang filsuf yunani lainnya yaitu erasthothenes yang menunjukkan bayangan matahari yang berbeda pada kedua kota. Kesemua teori ini semakin meyakinkan bahwa bentuk bumi adalah bulat meski masih banyak orang yang meragukan teori yang tidak masuk akal dan terasa berebda dari apa yang di rasa karena sejauh mata memandang pastinya bumi terlhat datar. Logika logika yang bertentangan ini kemudian mendapatkan titik terang kembali membuat teori bumi bulat semakin di percaya dan yakini banyak orang ketika seorang pelaut berkebangsaan portugis melakukan pelayaran.
Ferdinand magelan waktu itu adalah seorang pelaut handal dan meminta pengajuan kepada pemerintahan portugis untuk membiayai perjalanannya mengarungi lautan untuk membuktikan teorinya. Tapi sayangnya pemerintah di masa itu tidak menyokong pendapat ferdinand dan misi tidak penting menurut mereka. Magelan pun tidak kehilangan akal dengan pergi mencari kerajaan spanyol dan mengajukan proposalnya. Karena portugis dan spanyol adalah pesaing dalam pengarungan samudra maka magelan pun menjalankan misinya di bawah pendanaan kerjaan spanyol.
Perjalanan magelan di mulai sejak tahun 1519 pada bulan september tepatnya tanggal 20. Magelan berlayar dengan 5 kapal dimana terdiri dari 270 awak menyertainya . Magellan menempuh jalur yang tida umum di lautan pada masa itu yaitu dari spanyol mereka menuju ke selatan dan masuk ke samdura atlantik hingga tiba di amerika selatan dan melewati selat yang kemudian selat antara atlantik dan pasifik ini di namakan selat magellan.
Pelayaran ini tidaklha mudah karena kerasnya kondisi pelayaran yang di lalui. Merkea tidak bisa selamanya di laut dan terkadang harus menepi ke daratan untuk mengisi suplai dan bahan bakar bagi kapal mereka. Ada kalanya saat menepi di daratan mereka akan tinggal sebentar di sana dan berurusan dengan para penduduk lokal setempat.
Salah satu perseteruan magellan dengan para penduduk lokal terjadi di filipina dan membuat magellan harus kehilangan nyawanya dalam perang dengan penduduk setempat di tahun 1521. Pelayran magelan tentunya bersinggah ke banyak tempat termasuk ke maluku pada waktu itu dan membawa beberapa rempah rempah dari tanah pertiwi indonesia.
Meski magellan telah meninggal, misi tersebut berhasil kembali ke spanyol di tahun 1522 pada bulan sepember juga di tanggal 9 sehingga perjalanan yang hampir memakan waktu 3 tahun kurang 11 hari ini selesai saat kapal sampai di pelabuhan sevilla. Dari 5 kapal yang pergi mengarungi lautan hanya satu yang kembali dan di pimpin oleh kapten Juan Sebastian de Elcano. Dari perjalanan ini lah sekali lagi begitu menegaskan bahwa jika bumi datar maka misi ini tidak akan berhasil di lakukan karena kapal akan sampai di tepi jurang bumi yang datar seperti layaknya mitos para pelaut.
Dan lebih jauhnya lagi pembuktian bumi bulat lebih di kukuhkan kembali ketika pesawat antariksa apollo 8 berhasil melakukan potret citra bumi yang terlihat bulat. Foto ini kemudian di sebarkan ke seluruh dunia dan menjadi viral 24 desember tahun 1968 sekaligus membuat tidak ada sanggahan lagi bahwasannya bumi datar. Demikian pembahasan artikel kali ini, dan semoga informasi ini bisa bermanfaat. terima kasih.