Sebagai ibukota indonesia jakarta pastinya memiliki banyak pesona di dalamnya dan salah satu peson itu sendiri tentunya adalah sejarah kota ini sendiri yang bernama batavia dulunya. Sejarah batavia sendiri di bisa di telusuri mulai dari abad ke 4 masehi dimana pada masa zaman kerajaan kota ini di gunakan sebagai kota pelabuhan bagi kerajaan hindu di masa itu. Setelah itu kota ini terus berpindah tangan dan di klaim berbagai kerajaan dari timeline ke timelinenya, dan bagaimana kisahnya mari kita simak lebih lanjut.
Setelah menjadi pelabuhan bagi kerjaan hindu di abad ke 4, jakarta di kuasai oleh kerajaan bercorak india tarumanagara dan beriringan dengan melemahnya kekuatan kerjaan ini maka teritori ini menjadi bagian dari kerjaan sunda yang mendominasi jawa barat dari tahun 669 hingga tahun 1527. Masyarakat pada zaman ini mayoritas bekerja dalam sektor agrikultur dan membangun rumah dari tumpukan kayu. Salah satu dari pelabuhan ini yang bermura ke sungai di berikan nama sunda kalapa yang dimana kata kalapa sendiri berarti kelapa dalam dialek sunda
Lepas dari tahun 1527, jakarta masa itu menjadi posesi bagi kerajaan banten. Untuk mencegah bangsa portugis mengklaim tanah jawa, demak menyerang portugis di sunda kelapa pada tahun tersebut dan sukses menaklukan pelabuhan tersebut. Dan dari sunda kelapa di ubah menjadi nama jayakarta. Di akhir abad ke 16 jayakarta, sultan dari banten membangun pos penjagaan militer di sepanjang sungai ciliwung untuk memperkuat penjagaan.
Sejak tahun 1595 hingga 25 tahun kedepan jakarta membagi pendapatannya dengan kamar dagang asing yang bersaing antara belanda dan inggris beserta pangeran jayawikarta. Persiangan antara inggris dan belanda berkahir ketika belanda berhasil mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan banten di tahun 1619 dengan terbangunnya sebuah kota di dalamnya yang di berikan nama batavia tiga tahun kemudian dan membuat kamar dagang belanda menguasai semua region dari batavia itu sendiri. Pusat administrasi dari kota batavia ini sendiri ini di kontrol oleh voc juga.
Kekuasaan voc atas batavia ini meliputi banyak wilayah di antaranya pelabuhan sunda kelapa itu sendiri, glodok, kota, jalan gajah mada dan hayam wuruk, sampai ke jalan pangeran jayakarta dan menuju area pasar tanah abang dan senen. Kekuasaan batavia atas voc in berkahir ketika perusahaan ini bakrut di tahun 1799. tetapi tidak membebaskan batavia dari kekuasaan orang asing dimana voc di geser oleh kolonial belanda sendiri dan melebarkan wilayah batavia hingga ke selatan. Pengembangan dari pemerintahan kolonial belanda ini berlanjut hingga membangun pasar baru di tahun 1820 dan penyelesai pelabuhan tanjung priok di tahun 1886 dan pengembangan hingga ke area menteng dan gondang dia yang di gunakan sebagai pemukiman dan taman kota di tahun 1910 dan termasuk jati negara juga menjadi bagian batavia di tahun 1935
Kekuasaan kolonial belanda atas batavia berakhir pada tahun 1942 tepatnya di tanggal 5 maret ketika jepang berhasil merebut batavia dan kolonial belanda secara resmi menyerah pada pendudukan jepang 4 hari kemudian. Dan batavia di rubah namanya menjadi jakarta dengan di berikan status kota spesial atau kota khusus. Untuk memperkuat posisi jepang di jakarta, pada masa itu di keluarkan aturan daerah dari jepang untuk membentuk bupati yang menguasai region tertentu dan semuanya ini tunduk di bawah imperial jepang yang di kepalai oleh tsukamoto sebagai pemimpin pertama dan pemimpin terakhirnya adalah hasegawa
Situasi ekonomi dan keindahan kota jakarta selama pendudukan jepang ini menurun drastis dengan banyak di ubahnya gedung gedung peninggalan kolonial belanda dan hotel yang di rubah menjadi barak militer dan beserta bangunan lainnya yang di gunakan untuk kepentingan perang.
Setelah kekalahn jepang dalam perang dunia 1945, posisi jakarta bisa di bilang dalam masa transisi tanpa kekuasaan untuk sementara waktu sementara indonesia sedang memperjuangkan kemerdekaannya yang berhasil tercapai di tanggal 17 agustus 1945, dan kota jakarta dengan imbuhan dari jepang ini di kukuhkan lagi menjadi kota jakarta. Dan di tanggal 27 desember tahun 1949 kota jakarta secara resmi di persembahkan sebagai ibukota indonesia dengan pengakuan dari belanda.
Proklamasi kemerdekaan jakart sendiri juga di lakukan di jalan pegangsaan timur nomor 56 yang sekarang jalan ini di namakan dengan jalan proklamasi yang terletak di administratif jakarta pusat dan suwriyo menjadi mayor pertama kota jakarta. Dan pada akhirnya batavia belanda sendiri mengakui kesatuan republik indonesia di tahun 1949 pada bulan desember tnggal 27, serta sastro mulyono menjadi kepala administratif kota jakarta pada waktu itu. Setelah itu jakarta perlahan lahan bertransformasi dari pemerintahan indonesia dan di bangun bersama oleh anak anak bangsa dan hingga kini telah menjadi kota metropolitan kebanggaan indonesia. Dan semoga ringkasan sejarah singkat ini bisa memberikan sebuah informasi yang berguna bagi para pembaca, terima kasih.